BATUK, PILEK ATAU FLU ?

Musim pancaroba atau peralihan musim seringkali membuat banyak orang mengalami penyakit musiman. Istilah yang umum digunakan adalah “sakit flu” atau “batuk-pilek”. Menariknya, saat berada di luar negeri anda perlu berhati-hati menggunakan istilah tersebut. Jika Anda mengatakan “I have the flu”, orang di sekitar Anda mungkin akan menjauh karena flu (influenza) dianggap penyakit yang cukup serius. Namun, jika Anda mengatakan “I have a common cold”, mereka biasanya tidak khawatir karena common cold dianggap lebih ringan.

Influenza (flu) dan batuk-pilek (common cold) sama-sama merupakan infeksi pernapasan yang menular. Flu disebabkan oleh virus influenza, sedangkan batuk-pilek biasa dapat disebabkan oleh berbagai virus seperti rhinovirus, parainfluenza, dan virus korona musiman

Apa perbedaan gejala flu dan batuk-pilek?

            Flu (influenza) umumnya menimbulkan gejala yang lebih berat dibandingkan batuk-pilek biasa. Gejala flu dapat meliputi demam atau menggigil, batuk, sakit tenggorokan, hidung berair atau tersumbat, nyeri otot atau sendi, sakit kepala, serta rasa lelah yang cukup berat. Sementara itu, batuk-pilek biasanya menyebabkan gejala yang lebih ringan, dengan keluhan utama berupa hidung berair atau tersumbat. Penderita batuk-pilek umumnya masih dapat beraktivitas seperti biasa dan jarang mengalami komplikasi serius.

            Bagi orang awam, flu dan pilek sering sulit dibedakan karena gejalanya mirip. Di Indonesia, keduanya kerap disebut dengan istilah yang sama, yaitu “sakit flu”. Namun secara medis, flu biasanya lebih parah, gejalanya muncul lebih tiba-tiba, dan lebih intens dibandingkan pilek biasa. Pada pilek, keluhan yang paling menonjol adalah hidung berair atau tersumbat.

            Flu juga berpotensi menimbulkan komplikasi, seperti pneumonia atau memperburuk penyakit kronis (misalnya penyakit jantung atau diabetes), sehingga dalam beberapa kasus dapat memerlukan perawatan di rumah sakit

Apakah menular, Siapa yang rentan?

            Baik Flu atau batuk pilek, disebabkan oleh virus yang sangat menular, ditularkan melalui bersin, bicara dengan jarak dekat, atau batuk. Pada cuaca dingin, hujan  orang cenderung mengunakan transportasi umum, berdesakan atau berada diruang tertutup, sehingga penularan Flu atau batuk pilek sangat mudah terjadi.  Bersalaman dengan penderita, menyentuh benda yang terkontaminasi virus, seperti handel pintu pada toilet umum, pulpen yang digunakan bersama, meja, dll.

Ada sekelompok orang yang rentan terkena flu atau batuk pilek:

  • Anak dibawah 5 tahun atau lanjut usia >65 tahun
  • Menderita penyakit khronis: DM, kelainan darah, HIV, stroke,dll
  • Obesitas BMI > 30.
  • wanita hamil
  • Asthma, penyakit paru khronis.

Bagaimana Pengobatan dan Pencegahannya?

Jika Anda mengalami flu, sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan obat antivirus influenza serta obat pereda gejala. Pengobatan biasanya berlangsung sekitar 5–7 hari, sementara gejala flu dapat mereda dalam 1–2 minggu. Pada batuk-pilek biasa (common cold), umumnya cukup diberikan obat pereda gejala tanpa memerlukan antivirus.

Obat pereda gejala dan cara meningkatkan daya tahan tubuh:

  • Istirahat yang cukup.
  • Banyak minum air hangat atau kaldu.
  • Obat penurun demam dan pereda nyeri seperti parasetamol, atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen, diklofenak, ketoprofen, atau asam mefenamat.
  • Dekongestan untuk meredakan hidung tersumbat, serta obat batuk sesuai jenis batuk. Bila dahak mengental, dapat diberikan obat ekspektoran.
  • Konsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya protein, buah, dan sayuran berserat.

Apakah perlu Antibiotik?

  • Seringkali pasien Flu, batuk pilek minum antibiotik (amoksisilin, cefadroksil, cefifiksim) dan merasa lebih enak atau cepat sembuh.
  • Anda sembuh bukan karena antibiotik, tetapi memang gejalanya akan mereda pada hari ke 3-5, sedangkan pilek dan batuk dapat berlangsung sampai 2 minggu.
  • Ingus berwarna kuning kehijauan akibat enzim myeloperoksidase yang diproduksi oleh sel immune yang aktif melawan virus. Antibiotik tidak diperlukan meskipun ingus berubah warna.

Pencegahan

  • Vaksinasi influenza setiap tahun, terutama bagi kelompok rentan. Virus influenza mudah bermutasi sehingga vaksin perlu diperbarui secara berkala.
  • Cuci tangan sesering mungkin dengan air dan sabun atau hand sanitizer.
  • Hindari menyentuh mulut, hidung, atau mata jika tangan belum bersih.
  • Gunakan masker saat berada di kerumunan, di kendaraan umum, atau ketika menjenguk orang yang sedang sakit.
  • Hindari kerumunan bila memungkinkan.
  • Jangan berbagi makanan, minuman, atau peralatan pribadi.
  • Tutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk menggunakan lengan bagian dalam atau tisu.

Waspada komplikasi

  • Akibat sumbatan pada hidung dalam jangka lama dapat berakibat r
    • radang pada saluran telinga bagian dalam, dengan gejala telinga terasa tidak nyaman, demam, sulit tidur, pendengaran berkurang, terasa ada tekanandalam telinga, nafsu makan menurun, keluar cairan dari telinga. Pada anak anak sering terjadi karena saluran telinga dalam masih relatif sempit,  dengan adanya radang saluran menjadi buntu. 
    • sinusitis adalah radang pada daerah sinusdidaerah dahi, pipi di bawah mata. Gejalanya sakit kepala, demam, badan merasa lemah, nyeri tekan daerah sinus, nafas berbau busuk, ingus kecokelatan dan berbau. Pencegahannya dengan menggunakan dekongestan baik minum atau semprot.
  • Pneumonia atau radang paru, gejala demam, lemah, nafas sesak dan berat, frekuensi nafas semakin cepat dengan  nafas pendek pendek.
    • pada anak karena masih sulit mengeluarkan lendir pada saluran paru, sumbatan ini dapat menyebabkan kesulitan bernafas, sehingga diperlukan pemberian obat dan uap air (nubulizer) untuk pengencer ingus dalam saluran paru.
  • Segera berkunjung ke dokter apabila mengalami komplikasi diatas ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *